Surakarta– Prosesi Upacara Umbul Mantram diharapkan dapat membangun kebersamaan antar masyarakat.
Hal
tersebut diungkapkan oleh Bapak Seno selaku ketua padepokan Gedung
Putih yang turut berpartisipasi di Upacara Umbul Mantram, saat ditemui
Kamis (31/1/2019).
"Kita membangun kebersamaan selalu ada, harapannya di dalam hdup, membangun kehidupan dengan manusia," katanya.
Umbul Mantram merupakan wujud rasa syukur manusia terhadap Tuhan.
"Bagi ritual ini tidak di khususkan, hanya melambangkan beberapa makna, turun temurun menetralisir bala," katanya.
Acara
yang merupakan rangkaian dari Grebeg Sudiro 2019 yang mana malam ini
memasuki malam ke 5 & juga diadakan di Kelurahan Sudiroprajan mulai
pukul 19.00 WIB.
Selaku
Babinsa ( Sertu Jhony Dedy Tamonob,Koptu Agus Supomo ) Aipda Giyat
Riyono selaku ( Babinkamtibmas ) & Linmas Kelurahan Sudiroprajan
ikut memantau jalannya upacara tersebut agar memberi rasa aman bagi para
peserta.
Prosesi Umbul Mantram diawali dengan iring-iringan kirab dari dalam kampung Sudiroprajan.
Pada barisan pertama iring-irimgan umbul mantram berasal dari tokoh masyarakat dan tokoh adat.
Warga bersiap memperebutkan gunungan sayuran dan buah di Upacara Umbul Mantram.
Selanjutnya diikuti dengan pemangku wilayah atau pemangku adat warga Sudiroprajan.
Disusul
dengan ketua panitia, peserta panitia juga diikuti oleh Padepokan
Gedung Putih lalu remaja yang membawa panji-panji dari Kelurahan
Sudiroprajan.
Yang terakhir iring-iringan adalah dengan ibu-ibu PKK RW dengan membawa beberapa tumpeng khas di wilayah Sudiroprajan.
Sesampainya rombongan di depan Kelurahan Sudiroprajan, rombongan disambut oleh tari-tarian.
Gunungan
yang dibawa warga kemudian diperebutkan & di akhir acara di tutup
dengan pagelaran wayang kulit di halaman Kantor kelurahan Sudiroprajan
dengan lakon Bimo Suci.
No comments:
Post a Comment