Wayang
kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang
di masyarakat Jawa. Dan wayang kulit merupakan kekayaan nusantara yang
lahir dari budaya asli masyarakat Indonesia yang mencintai kesenian.
Tidak salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya
Indonesia yang bernilai adiluhung. Danramil 04/Jebres Kodim
0735/Surakarta Kpt Inf Narno hadir pada acara pembukaan Hari Wayang
Dunia IV Tahun 2018 di Kampus ISI Surakarta Jln. KH. Dewantoro No. 19
Kentingan Jebres Surakarta. Selasa Malam, (6/11/2018)
Dalam rangka memperingati penetapan wayang sebagai "Warisan Budaya Dunia" oleh UNESCO, institut Seni Indonesia Surakarta menyelenggarakan kegiatan Hari Wayang Dunia IV Tahun 2018, kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 6 Novemper hingga 9 November 2018.
Dalam sambutannya Rektor ISI Dr. Drs. Guntur, M. Hum mengatakan sejak UNESCO menetapkan Hari Wayang Dunia pada 7 November 2003. ISI Surakarta tahun ini menyelenggarakan untuk yang ke - IV. Dengan mengambil tema "Gebyar Wayang Jagat Mendalang, Strategi Pemajuan Kebudayaan" melalui tema ini ISI Surakarta mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk dapat mengimplementasikan pasal 4 UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, mengembangkan nilai - nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan citra bangsa. Ujar Rektor ISI
Dalam kegiatan tersebut yang akan berakhir pada Jum'at, 9 November 2018, selain pertunjukan wayang kulit purwa gaya Surakarta juga akan di pertunjukkan wayang dari Yogjakarta, Banyumas dan Jawa timuran. Selain wayang kulit juga akan di pertontonkan wayang Golek, Wayang Krucil, wayang beber, wayang wahyu dan masih banyak lagi wayang yang lain. Para Dalang yang akan tampilpun tidak hanya dari Lintas daerah tetapi juga dari Lintas Negara yaitu dari Hongaria dan Jepang.
Kegiatan ini merupakan salah satu ikon untuk unjuk kemampuan kekaryaan seni. Juga merupakan momen di mana segenap civitas akademik melakukan proses pembelajaran dan menunjukkan hasil proses dari dalam suatu pagelaran dan pameran wayang. Dan kegiatan ini selain dapat di gunakan untuk menambah cakrawala tentang kebhinekaan wayang Indonesia, juga untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya nilai nilai kehidupan yang tersirat dalam seni pewayangan.
Dalam rangka memperingati penetapan wayang sebagai "Warisan Budaya Dunia" oleh UNESCO, institut Seni Indonesia Surakarta menyelenggarakan kegiatan Hari Wayang Dunia IV Tahun 2018, kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 6 Novemper hingga 9 November 2018.
Dalam sambutannya Rektor ISI Dr. Drs. Guntur, M. Hum mengatakan sejak UNESCO menetapkan Hari Wayang Dunia pada 7 November 2003. ISI Surakarta tahun ini menyelenggarakan untuk yang ke - IV. Dengan mengambil tema "Gebyar Wayang Jagat Mendalang, Strategi Pemajuan Kebudayaan" melalui tema ini ISI Surakarta mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk dapat mengimplementasikan pasal 4 UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, mengembangkan nilai - nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan citra bangsa. Ujar Rektor ISI
Dalam kegiatan tersebut yang akan berakhir pada Jum'at, 9 November 2018, selain pertunjukan wayang kulit purwa gaya Surakarta juga akan di pertunjukkan wayang dari Yogjakarta, Banyumas dan Jawa timuran. Selain wayang kulit juga akan di pertontonkan wayang Golek, Wayang Krucil, wayang beber, wayang wahyu dan masih banyak lagi wayang yang lain. Para Dalang yang akan tampilpun tidak hanya dari Lintas daerah tetapi juga dari Lintas Negara yaitu dari Hongaria dan Jepang.
Kegiatan ini merupakan salah satu ikon untuk unjuk kemampuan kekaryaan seni. Juga merupakan momen di mana segenap civitas akademik melakukan proses pembelajaran dan menunjukkan hasil proses dari dalam suatu pagelaran dan pameran wayang. Dan kegiatan ini selain dapat di gunakan untuk menambah cakrawala tentang kebhinekaan wayang Indonesia, juga untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya nilai nilai kehidupan yang tersirat dalam seni pewayangan.
No comments:
Post a Comment