Untuk
memastikan pelaksanaan acara kirab budaya berjalan aman dan lancar
tidak ada Ancaman Gangguan Hambatan Tantangan (AGHT) di wilayahnya,
Babinsa Kelurahan Pucang Sawit Koramil 04/Jebres Kodim 0735/Surakarta
Serka Eko Santosa menggandeng Unsur pengamanan lain seperti
Bhabinkamtibmas, Masyarakat di kelurahan Pucang Sawit Jebres Surakarta.
Minggu (25/11/2018)
Kirab Budaya tahun 2018 mengambil Tema Pucang Arum Tebar Mino, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan. Dalam pelaksanaan kirab budaya Warga sangat antusias untuk mengikutinya, ada yang membawa Replika ikan saat mengikuti Kirab Budaya Tebar Mina dan masih banyak lagi seni budaya yang lain. Kirab Budaya mengambil rute melalui kawasan Jebres surakarta dengan titik star di Halaman depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Jurug dan Finish di Taman Urban Forest Pucang Sawit.
Kegiatan ini diisi dengan melepaskan Ikan, Burung dan Penanaman pohon dikawasan bantaran Sungai Bengawan Solo, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat mencintai lingkungan khususnya sungai. Ribuan benih ikan disebar di Sungai Bengawan Solo dalam kegiatan Kirab Budaya Pucang Arum Tebar Mino ke 7 tersebut.
Warga Pucangsawit dan komunitas warga yang berangkat dari TMP Jurug mengelilingi kawasan Pucangsawit dan Finish di Taman Urban Forest tersebut,
Masing-masing peserta menampilkan kreasi terbaik yang dimiliki di wilayahnya. Di antara mereka terlihat membawa hasil kerajinan industri rumah tangga, ada juga yang membawa hasil sayuran yang ditanam di halaman rumahnya. Kemeriahan warga ini merupakan bagian dari acara Kirab Budaya Pucang Arum Tebar Mino tahun 2018. Kegiatan ini telah masuk kali ketujuh digelar.
“Lewat kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat untuk peduli dan mencintai lingkungan baik itu air, tanaman atau udara,” terang Ketua Panitia Kirab Budaya Pucang Arum Tebar Mino ke 7, Drs Gani Supriadi. Ribuan benih ini tak lain untuk menghidupkan kembali Sungai Bengawan Solo agar banyak ikan dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Tak hanya ikan, warga juga melepas puluhan burung dan menanam pohon di taman urban forest bantaran Sungai Bengawan Solo. Ini untuk pembelajaran dan membumikan agar masyarakat untuk peduli lingkungan. Hidup kita itu tergantung dari alam, maka alam itu harus dijaga kelestariannya,” sambungnya.
Semtara itu camat Jebres Agung Riyadi SH menyatakan jika bantaran Sungai Bengawan Solo sudah di tata dan masyarakat harus menjagannya.
“Ini kemajuan jika dibandingkan dengan pelaksanaan tahun lalu. Masyarakat harus menjaga dan mencintai lingkungan,” imbuhnya.
Kegiatan ini harus dipertahankan dan ini untuk nguri-nguri budaya. Ini akan menjadi tombak pembangunan Kota Solo. Jadi Solo masa lalu adalah Solo masa depan,” pungkasnya.
Kirab Budaya tahun 2018 mengambil Tema Pucang Arum Tebar Mino, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan. Dalam pelaksanaan kirab budaya Warga sangat antusias untuk mengikutinya, ada yang membawa Replika ikan saat mengikuti Kirab Budaya Tebar Mina dan masih banyak lagi seni budaya yang lain. Kirab Budaya mengambil rute melalui kawasan Jebres surakarta dengan titik star di Halaman depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Jurug dan Finish di Taman Urban Forest Pucang Sawit.
Kegiatan ini diisi dengan melepaskan Ikan, Burung dan Penanaman pohon dikawasan bantaran Sungai Bengawan Solo, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat mencintai lingkungan khususnya sungai. Ribuan benih ikan disebar di Sungai Bengawan Solo dalam kegiatan Kirab Budaya Pucang Arum Tebar Mino ke 7 tersebut.
Warga Pucangsawit dan komunitas warga yang berangkat dari TMP Jurug mengelilingi kawasan Pucangsawit dan Finish di Taman Urban Forest tersebut,
Masing-masing peserta menampilkan kreasi terbaik yang dimiliki di wilayahnya. Di antara mereka terlihat membawa hasil kerajinan industri rumah tangga, ada juga yang membawa hasil sayuran yang ditanam di halaman rumahnya. Kemeriahan warga ini merupakan bagian dari acara Kirab Budaya Pucang Arum Tebar Mino tahun 2018. Kegiatan ini telah masuk kali ketujuh digelar.
“Lewat kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat untuk peduli dan mencintai lingkungan baik itu air, tanaman atau udara,” terang Ketua Panitia Kirab Budaya Pucang Arum Tebar Mino ke 7, Drs Gani Supriadi. Ribuan benih ini tak lain untuk menghidupkan kembali Sungai Bengawan Solo agar banyak ikan dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Tak hanya ikan, warga juga melepas puluhan burung dan menanam pohon di taman urban forest bantaran Sungai Bengawan Solo. Ini untuk pembelajaran dan membumikan agar masyarakat untuk peduli lingkungan. Hidup kita itu tergantung dari alam, maka alam itu harus dijaga kelestariannya,” sambungnya.
Semtara itu camat Jebres Agung Riyadi SH menyatakan jika bantaran Sungai Bengawan Solo sudah di tata dan masyarakat harus menjagannya.
“Ini kemajuan jika dibandingkan dengan pelaksanaan tahun lalu. Masyarakat harus menjaga dan mencintai lingkungan,” imbuhnya.
Kegiatan ini harus dipertahankan dan ini untuk nguri-nguri budaya. Ini akan menjadi tombak pembangunan Kota Solo. Jadi Solo masa lalu adalah Solo masa depan,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment