Dalam
upaya pelestarian budaya lokal, Pemerintah Kec. Jebres Surakarta
menggelar dialog Kebudayaan dengan tema ”Mengangkat Warisan Leluhur
Dengan Mengangkat Potensi Wilayah"
Dialog menghadirkan pembicara Ahmad Dipoyono (Dosen Kebudayaan ISI Surakarta), dan Pintorono dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Surakarta. Dan dihadiri oleh Muspika Kecamatan Jebres, pemerhati kebudayaan di masing - masing kelurahan Se Kecamatan Jebres dan para lurah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pendopo kecamatan Jebres Jln KH. Dewantoro No. 27 Kentingan Jebres Surakarta. Sabtu Malam (17/11/2018)
Sekcam Jebres Ibu Sulistyorini, S.Sos menjelaskan, bahwa tujuan dialog selain pemaparan arah dan kebijakan Pemerintah kecamatan Jebres dalam mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat, tetapi juga untuk mendapatkan solusi dan kesepahaman dengan mendengar saran dan pendapat dari masing-masing peserta dialog.
Sekcam juga mengajak kepada seluruh warga Jebres untuk berbangga Menjadi orang Jebres, Banggalah Menjadi Orang Surakarta, Mari Kita Berpikir, Mari Kita Duduk Bersama, Mari Kita Bicara Bersama, Mari Kita Lestarikan Adat Istiadat, Guna Mewujudkan Masyarakat Jebres yang Sukses beres tanpa Ekses. Semoga dengan kegiatan semacam ini dapat memajukan dan melestarikan nilai nilai Budaya yang ada.
Pintorono Ketua Kelompok Sadar Wisata (Podarwis) Surakarta memaparkan kesiapan Kota Surakarta untuk menjadi salah satu Kota Budaya di Indonesia. Menurutnya, ”Surakarta memiliki lokasi situs bersejarah serta kearifan lokal yang tersebar dan banyak keunikannya, karena itu layak kita perjuangkan Surakarta menjadi Kota Budaya, namun dibalik itu tidak segampang yang dibayangkan, karena persyaratan menjadi sebuah kota Budaya tidaklah mudah,” ujarnya
Sementara Dosen Kebudayaan ISI Surakarta Ahmad Dipoyono menjelaskan pentingnya digitalisasi kekayaan budaya leluhur. Era teknologi sekarang ini tentu dapat pula dijadikan tonggak pelestarian kebudayaan asli Indonesi. Teknologi yang canggih sekarang ini dapat dimanfaatkan untuk melestarikan kebudayaan asli, apalagi dengan adanya komputer yang sekarang semakin canggih. Dengan komputer inilah dapat dilakukan inventarisasi dan digitalisasi kekayaan budaya leluhur kita.
Apabila seluruh potensi budaya dan pariwisata ditata dengan apik niscya bisa mendatangkan hasil yang ujung-ujungnya adalah kesejahteraan rakyat itu sendiri.
Dialog menghadirkan pembicara Ahmad Dipoyono (Dosen Kebudayaan ISI Surakarta), dan Pintorono dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Surakarta. Dan dihadiri oleh Muspika Kecamatan Jebres, pemerhati kebudayaan di masing - masing kelurahan Se Kecamatan Jebres dan para lurah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pendopo kecamatan Jebres Jln KH. Dewantoro No. 27 Kentingan Jebres Surakarta. Sabtu Malam (17/11/2018)
Sekcam Jebres Ibu Sulistyorini, S.Sos menjelaskan, bahwa tujuan dialog selain pemaparan arah dan kebijakan Pemerintah kecamatan Jebres dalam mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat, tetapi juga untuk mendapatkan solusi dan kesepahaman dengan mendengar saran dan pendapat dari masing-masing peserta dialog.
Sekcam juga mengajak kepada seluruh warga Jebres untuk berbangga Menjadi orang Jebres, Banggalah Menjadi Orang Surakarta, Mari Kita Berpikir, Mari Kita Duduk Bersama, Mari Kita Bicara Bersama, Mari Kita Lestarikan Adat Istiadat, Guna Mewujudkan Masyarakat Jebres yang Sukses beres tanpa Ekses. Semoga dengan kegiatan semacam ini dapat memajukan dan melestarikan nilai nilai Budaya yang ada.
Pintorono Ketua Kelompok Sadar Wisata (Podarwis) Surakarta memaparkan kesiapan Kota Surakarta untuk menjadi salah satu Kota Budaya di Indonesia. Menurutnya, ”Surakarta memiliki lokasi situs bersejarah serta kearifan lokal yang tersebar dan banyak keunikannya, karena itu layak kita perjuangkan Surakarta menjadi Kota Budaya, namun dibalik itu tidak segampang yang dibayangkan, karena persyaratan menjadi sebuah kota Budaya tidaklah mudah,” ujarnya
Sementara Dosen Kebudayaan ISI Surakarta Ahmad Dipoyono menjelaskan pentingnya digitalisasi kekayaan budaya leluhur. Era teknologi sekarang ini tentu dapat pula dijadikan tonggak pelestarian kebudayaan asli Indonesi. Teknologi yang canggih sekarang ini dapat dimanfaatkan untuk melestarikan kebudayaan asli, apalagi dengan adanya komputer yang sekarang semakin canggih. Dengan komputer inilah dapat dilakukan inventarisasi dan digitalisasi kekayaan budaya leluhur kita.
Apabila seluruh potensi budaya dan pariwisata ditata dengan apik niscya bisa mendatangkan hasil yang ujung-ujungnya adalah kesejahteraan rakyat itu sendiri.
No comments:
Post a Comment