teks jalan

Bersama Rakyat TNI Kuat....

Monday, June 5, 2017

Dandim 07835/Surakarta sebagai Irup pada Upacara Hari Kelahiran Pancasila

Bertempat di Halaman Balaikota Surakarta telah dilaksanakan rangkaian Upacara peringatan hari kelahiran Pancasila.Bertindak sebagai lrup Komandan Kodim 0735/Surakarta Letkol Inf Edwin Apria Candra S.E sedangkan Komandan Upacara dijabat oleh Danramil 03/Serengan Kapten Inf  Subardi,Kamis(1-6-2017).
Peserta Upacara diikuti oleh seluruh unsur TNI di Surakarta, POLRI, Walikota,Wawali kota surakarta,seluruh SKPD kota Surakarta, anggota DPRD, Ormas, Satgas Partai, LDII,MTA, Pramuka, Resimen Mahasiswa, dan perwakilan mahasiswa dan pelajar Surakarta. Pelaksanaan upacara kelahiran pancasila di awali dengan tarian WIDORO CHONDRO yang melambangkan suatu pemerintahan yang terus di rongrong baik dari dalam maupun luar negri. Namun pemerintahan tersebut tetap bertahan dikarenakan masyarakatnya bersatu padu dengan pemerintah untuk menghancurkan rongrongan tersebut. Dan di bawah burung garuda yang membawa pancasila selamatlah pemerintahan. Selanjutnya di bacakan sejarah singkat lahirnya PANCASILA yakni Hari Lahir Pancasila ditetapkan merujuk pada juduI pidato Presiden RI pertama Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Cosakai) pada tanggal  1 Juni Tahun 1945. DaIam pidato itulah lahir konsep dan rumusan awal Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, sehingga pada tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Dalam sambutannya Irup membacakan amanat presiden RI Ir.H.Joko Widodo yang mengatakan Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir. Sukarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita. Harus diingat bahwa kodrat bangsa indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. ltulah kebhinneka tunggal ika-an kita. Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebhinekaan kita sedang diuji. Saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan keikaan kita. Saat ini ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi selain Pancasila. Masalah ini semakin mencemaskan tatkala diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak menggaungkan hoax alias kabar bohong. Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tungga Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong-royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun Dunia yang damai,  dan makmur di tengah kemajemukan. Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan PancasiIa dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong-royong dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur dan bermartabat di mata internasional. Namun demikian. kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang Anti Pancasila, Anti-UUD 1945, Anti-NKRI, Anti-Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia. Sekali lagi, jaga perdamaian. jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap samun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong- royong demi kemajuan lndonesia. Rangkaian terakhir dari peringatan lahirnya pancasila adalah pencanangan Solo bebas rokok yang di deklarasikan oleh perwakilan pemuda Surakarta.
(Sertu Pardal Team IT Kodim 0735 Surakarta).

No comments:

Post a Comment