teks jalan

Bersama Rakyat TNI Kuat....

KONDISI WILAYAH

KONDISI WILAYAH SURAKARTA

PROFIL WILAYAH
      Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran (sejak 1745) menjadikan Solo sebagai poros, sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Nilai jual ini termanifestasi melalui bangunan-bangunan kuno, tradisi yang terpelihara, dan karya seni yang menakjubkan. Tatanan sosial penduduk setempat yang tak lepas dari sentuhan-sentuhan kultural dan spasial keraton semakin menambah daya tarik. Salah satu tradisi yang berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini adalah membatik. Seni dan pembatikan Solo menjadikan daerah ini pusat batik di Indonesia. Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, dimana keduanya saling mendukung dalam meningkatkan sektor ekonomi.



WILAYAH SURAKARTA TERBAGI DALAM LIMA KECAMATAN DENGAN LUAS :

1.    Laweyan Luas 8,64 Kilo Meter Persegi
2.    Serengan Luas 3,19 Kilo Meter Persegi
3.    Pasar Kliwon Luas 4,82 Kilo Meter Persegi
4.    Jebres Luas 12,58 Kilo Meter Persegi
5.    Banjarsari Luas 14,81 Kilo Meter 

Total Luas Wilayah Surakarta :44,04 Kili Meter Persegi


ORIENTASI WILAYAH

      Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara 110º45’15”- 110º45’35” BT dan 7º36’00”- 7º56’00”LS dengan luas wilayah 44,04 Km² dengan batas-batas sebagai berikut : 
1.   Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
2.   Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
3.   Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo
4.   Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
 

     Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan seluas keseluruhan 44,04 km2 dengan jumlah penduduk sesuai sensus tahun 2000 sejumlah 490.214 jiwa. Kecamatan yang mempunyai luas wilayah paling besar yaitu Kecamatan Banjarsari (14,81 km2) sedangkan kecamatan yang mempunyai luas paling kecil yaitu Kecamatan Serengan. Wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon (915.418 jiwa/km2) dan terendah terdapat pada Kecamatan Laweyan (10.127 jiwa/km2). Secara umum kota Surakarta merupakan dataran rendah dan berada antara pertemuan kali/sungai-sungai Pepe, Jenes dengan Bengawan Solo, yang mempunyai ketinggian ±92 dari permukaan air laut.