Dalam rangka menyikapi rencana demontrasi besar- besaran
umat islam di Jakarta pada tanggal 4 Nopember 2016 dan untuk menjaga
keamanan , persatuan dan kesatuan serta antisipasi terhadap perkembangan
dampak demontrasi di wilayah Surakarta maka Rabu ( 2/11)
berlangsung pertemuan Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB) dan lintas
agama Kota Surakarta.
Beberapa hal yg menjadi topik bahasan dalam pertemuan
tersebut terkait keadaan dan situasi saat ini menjelang berlangsungnya
Demontrasi besar- besaran umat islam di Jakarta.
Bpk. Helmi sakdillah ketua PC NU Surakarta menyampaikan
terkait kerukunan umat beragama di surakarta yg kondusif ini jangan
sampai rusak dan hancur karena imbas dari demontrasi di jakarta. Agar
semua Pimpinan Agama/Pemuka agama yang ada diwilayah Surakarta khususnya
agar terjalin komunikasi dan berkordinasi yang baik serta saling
menghormati jangan sampai terpengaruh serta terpecah belah oleh Oknum
yang tidak bertanggung jawab, kita tetap menjaga keutuhan NKRI.
Dengan adanya pertemuan lintas agama ini kita akan menjaga
persatuan dan kesatuan serta keamanan kota surakarta. Pertemuan seperti
ini sangat di tunggu - tunggu oleh masyarakat agar bisa memberikan rasa
aman, terutama saudara - saudara kita tionghoa yang merasa was was
dengan informasi dan berita yg berkembang di media yang berkaitan dengan
permasalahan unjuk rasa yg di tujukan pada gubernur DKI Non aktif Ahok
yg notabene juga Tionghoa. Saudara kita Tionghoa kawatir bahwa mereka di
samakan dengan ahok dan jadi sasaran demontrasi.
Kapolresta surakarta Kombespol A. Luthfi selaku pimpinan Kepolisian yg menjaga ketertiban masyarakat menyampaikan bahwa Masalah
Ahok prosesnya di serahkan kepada penyidik dan di tangani oleh Bareskrim
mabes Polri berdasarkan undang-undang yang ada. Untuk itu di harapkan
kita semua bisa menunggu proses hukum tersebut. Sedang kejadian
penistaan agama di solo sudah di tangani dengan cepat sehingga tidak
memancing permasalahan baru dan mendapatkan apresiasi yang positif dari
masyarakat.
Topik Masalah berikutnya mengenai pembangunan RS Siloam
secara yuridis formal sudah terpenuhi dan tetap akan berdiri namun ada
beberapa orang dari kelompok yg tidak memahami sehingga ada kecurigaan
bahwa pembangunan RS. Siloam tersebut hanya kedok dalam rangka
kristenisasi. Untuk menjaga hal- hal yg tidak di inginkan dan agar
tidak timbul kecurigaan telah diadakan mediasi untuk mem pertemukan
antara pihak- pihak yang menolak dengan pengembang dan juga perwakilan
dari RS. Siloam supaya dapat di ketahui permasalahan yang sebenarnya,
dan dapat di carikan solusi pemecahannya. Mengingat pembangunan RS
Siloam tersebut akan membantu dan meningkatkan pelayanan bidang
kesehatan. Selain itu juga RS. Siloam tidak hanya mempekerjaan dokter
dan perawat non mualim tapi juga dokter dan perawat muslim yang
semuanya Berjilbab.
Komandan Kodim 0735 Surakarta Letkol inf Ari Prasetya S.E.
menyampaikan adanya kegiatan pertemuan lintas agama ini kita
mengharapkan kota solo tidak di manfaatkan oleh sekelompoķ org yg tidak
bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi. Karena keamanan kota Solo
merupakan tanggung jawab kita bersama bukan hanya tugas dan tanggung
jawab aparat keamanan.
(IT Team)
(IT Team)